Postingan

RISET STUDI KASUS

Riset studi kasus adalah pendekatan kualitatif yang penelitiannya mengkesplore kehidupan nyata, system terbatas kontemporer (kasus) atau beragam system terbatas (berbagai kasus), melalui pengumpulan data yang detail dan mendalam yang melibatkan beragam sumber informasi atau sumber informasi majemuk (misalnya pengamatan, wawancara, bahan audiovisual, dan dokumen dan berbagai laporan) dan melaporkan diskripsi kasus dan tema kasus. Satuan analisis kasus bisa berupa kasus majemuk (multi-situs) atau kasus tunggal (studi dalam-situs). CIRI-CIRI RISET STUDI KASUS Terdapat beberapa ciri khas yang terdapat dalam riset studi kasus yaitu sebagai berikut Riset studi kasus dimulai dengan mengidentifikasi satu kasus yang spesifik. Tujuan pelaksanaan riset studi kasus Riset studi kasus memperlihatkan pemahaman mendalam tentang suatu kasus. Pemilihan pendekatan untuk analisis data dalam studi kasus akan berbeda-beda Riset studi kasus melibatkan deskripsi tentangkasus sehingga analisisnya

RISET ETNOGRAFIS

Riset etnografis merupakan suatu desain kuallitatof yang penelitinya mendiskripsikan dan menafsirkan pola-pola yang sama dari nilai, perilaku, keyakinan, dan bahasa, dari suatu kelompok yang memiliki kebudayaan yang sama. Riset etnografis memiliki beberapa ciri utama yaitu Etnografi berfokus pada pengembangan deskripsi yang kompleks dan lengkap tentang kebudayaan dari suatu kelompok yang memiliki kebudayaan yang sama. Dalam etnografi, peneliti mencari berbagai pola dari aktivitas mental kelompok yang memiliki kebudayaan yang sama. Teori memerankan peranan penting dalam memfokskan perhatian peneliti ketika melaksanakan riset etnografis Untuk dapat mengungkanpak teori dan pola dari kelompok berkebuadaayn sama, peneliti harus terlibat langsung dalam kerja lapangan dalam upayanya untuk mengumpulkan data. Dalam menganalisis data, peneliti bersandar pada pandangan dari para partisipan sebagai perspektif emis insider dan melaporkannya dalam kutipan verbatim Analisis data menghasilka

PENELITIAN KUALITATIF

Penelitian kualitatif merupakan metode-metode untuk mengeskplorasi dan memahami makna yang oleh sejumlah individu atau kelompok orang dianggap berasal dari masalah social atau kemanusiaan. Penelitian kualitatif dimulai dengan asumsi asumsi dan penggunaan kerangka penafsiran/teoritis yang membentuk atau mempengaruhi studi tentang permasalahan riset yang terkait dengan makna yang dikenakan oleh individu atau kelompok pada suatu permasalahan social atau manusia. Adapun penelitian kualitatif memiliki ciri ciri sebagai berikut: Lingkungan alamiah Peneliti sebagai instrument penting Menggunakan beraga metode untuk proses pengumpulan data Pemikiran komplek melalui logika induktif dan deduktif Pemaknaan partisipan Refleksivitas Pembahasan holistic Penelitian kuaitatif dilaksanakan apabila terdapat suatu permasalahan atau isu yang perlu dieksplorasi. Penelitian kualitatif juga dilaksanakan saat kita membutuhkan suatu pemahaman detail dan lengkap tentang permasalahan yang ada se

RISET GROUNDED THEORY

Jika riset baratif berfokus pada cerita individu yang dituturkan oleh partisipan dan riset fenomenologi menekankan pengalaman yang sama dari beberapa individu, berbeda denngan riset Grounden Theory ini bertujuan untuk bergerak ke luar dari deskripsi  dan untuk memunculkan atau menemukan teori. Gounded Theory merupaan riset kualitatif yang penelitinya memunculkan penjelasan umum tentang proses, aksi, atau interaksi yang dibentuk oleh pandangan dari sejumlah partisipan. Desain kualitatif ini dikembangkan oleh Barney Glaser dan Anselm Strauss pada tahun 1967. Mereka merasa teori-teori yang digunakan dalam riset seringkali tidak tepat dan tidak cocok untuk para partisipan dalam studi. Para teoretisi Gounded Theory berpandangan bahwa teori harus didasarkan pada data dari lapangan khusunya aksi, interaksi, dan proses social dalam masyarakat. Maka dari itu grounded theory disediakan untuk memunculkan teori tentang aksi, interaksi, atau proses dengan saling menghubungkan kategori informa

Riset Fenomenologi

Riset Feminologi mendiskripsikan pemaknaan umum dari sejumlah individu terhadap berbagai pengalaman hidup mereka terkait dengan konsep atau fenomena. Adapun tujuan utama riset ini adalah untuk mereduksi pengalaman individu pada fenomena menjadi diskripsi tentang esensi atau intisari universal. Pengalaman indovidu diperoleh melalui fenomena misalnya insomnia, kesendirian, kemarahan serta dukacita. Dari berbagai fenomena yang dialami individu barulah para peneliti kualitatif mengembangkan deskripsi gabungan tentang esensi dari pengalaman tersebut bagi semua individu. Deskripsi ini berupa apa yang mereka alami dan bagaimana mereka mengalaminya. Stewart dan Mickunas (Dalam John, 2015: 106) menekankan empat perspektif dalam feminolog Pengembalian terhadap tradisional filsafat Filsafat tanpa persangkaan.   Intensionalitas kesadaran   Penolakan terhadap dikotomi objek-objek Seorang individu yang menulis feminologi tidak lupa memasukkan sebagaian pembahasan tentang asumsi asumsi fil

RISET NARATIF

Riset naratif merupakan salah satu penelitian kualitatif. Riset naratif memiliki banyak bentuk, menggunakan beragam praktik analisis, dan berakar pada beragam disiplin social dan humaniora. Sebagai metode, riset naratif ini dimulai dengan pengalaman yang diekspresikan dalam cerita yang diampaikan oleh individu. Czarniawska ( dalam Creswell, 2015 : 96) mendefinisikan riset naratif sebgai suatu tipe desain kualitatif yang spesifik  dimana narasi yang menceritakan tentang peristiwa arau rangkaian peristiwa yang terhubung secara logis  dinyatakan dalam teks yang diucapkan atau dituliskan . Riset naratif memiliki ciri khusus yang dapat kita lihat dari sejumlah artikel yang diterbitkan dalam jurnal maupun buku tentang penelitian kualitatif. Adapun ciri khusus yang dimiliki oleh riset naratif adalah sebagai berikut : a.   Para peneliti naratif mengumpulkan cerita dari individu (dan dokumen, dan percakapan kelompok) tentang pengalaman individu yang dituturkan. b.   Cerita naratif menutu

Pengembangan Intusisi Matematika Berdasarkan Paparan Prof. Marsigit tentang Elegi Pemberontakan Pendidikan Matematika

Pengembangan Intusisi Matematika  Berdasarkan Paparan Prof. Marsigit tentang  Elegi Pemberontakan Pendidikan Matematika 1- 4 Oleh Adelina Diah Rahmawati/14301241029 Pendidikan Matematika A 2014 Dalam pembelajaran matematika kita tidak terlepas dengan adanya masalah matematika. Saat siswa dihadapkan pada masalah matematika yang menuntut untuk segera ditemukan penyelesaiannya, mungkin saja siswa dapat menyelesaikan masalah tersebut dengan segera. Hal ini dapat terjadi apabila mereka telah memiliki pengetahuan dan pengalaman yang baik mengenai masalah tersebut. Sebaliknya ketika mereka mengalami kebuntuan dalam menyelesaikannya, tentu mereka akan cenderung berusaha menyajikannya dengan perantara atau model (yang berupa gambar, grafik, atau coretan-coretan lainnya) agar secara intuitif masalah tersebut mudah diterima dan dipahami. Pada kondisi seperti inilah kemampuan intuisi dipandang penting untuk dimiliki siswa, sebab intuisi akan membantu siswa dalam melakukan lompatan pikiran